1. Dampak Positif
Bersepeda
Bersepeda adalah
kegiatan rekreasi yang menyenangkan dan merupakan sarana transportasi yang
murah meriah juga ramah lingkungan. Banyak orang yang memanfaatkan sepeda
sebagai alat transportasi untuk pergi ke kantor, sekolah, pasar dan sebagainya.
Selain tidak memerlukan bahan bakar bersepeda juga sangat baik untuk kesehatan
tubuh. Di denmark telah di lakukan
penelitian manfaat bersepeda, dan hasilnya bersepeda mampu mengurangi 40 %
resiko kematian, Baik wanita maupun laki laki (Archives of Internal Medicine, 2000).
Dari laporan yang
terdapat di American Journal of Public Health tahun
1986 dengan bersepeda kita bisa memiliki umur yang lebih panjang ketimbang
orang orang yang tidak berolahraga bersepeda. Namun apa sih sebenarnya manfaat
bersepeda ini hingga mampu membuat umur kita panjang berikut ini manfaatnya:
a. Mengencangkan otot
dan meningkatkan daya tahan tubuh
Bersepeda tidak hanya melibatkan bagian kaki saja.
Bersepeda adalah latihan fisik yang hampir melibatkan setiap bagian tubuh.
Selain memperkuat otot-otot bagian kaki dan paha, bersepeda secara rutin juga
akan mengencangkan otot-otot bagian belakang, pinggul, dan lengan. Selain itu
bersepeda juga meningkatkan daya tahan tubuh. Bersepeda secara rutin membantu
meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini akan membuat anda selalu bugar dan
berenergi setiap harinya.
b. Menjaga kesehatan
jantung dan mengontrol diabetes
Selama bersepeda,
jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Bersepeda secara rutin dapat
menjaga kesehatan jantung. Beberapa penelitian yang melibatkan pria paruh baya
menunjukkan adanya efek positif dari bersepeda terhadap
fungsi kardiovaskular. Diabetes meningkatkan risiko berbagai penyakit lainnya
seperti penyakit jantung, stroke, kulit, mata, penyakit ginjal, dan beberapa
penyakit lainnya. Diabetes dapat dikontrol oleh aktivitas fisik yang salah
satunya meliputi bersepeda.
c. Mengurangi stress dan
membantu menurunkan berat badan
Bersepeda adalah
kegiatan atau olahraga yang menyenangkan. Jika anda sedang stres, maka
bersepedalah. Para ahli mengatakan bahwa hampir semua jenis olahraga termasuk
bersepeda, dapat membantu mengurangi stres. Menghabiskan waktu di pagi atau
sore hari untuk bersepeda sambil melihat-lihat indahnya pemandangan sekitar
dinilai cukup efektif untuk mengurangi stres dan depresi. Bersepeda merupakan
olahraga yang baik untuk membakar kalori. Bersepeda dengan kecepatan sekitar 16
km/jam dapat membakar 260 kalori per jamnya. Hal ini menunjukkan bahwa
bersepeda memang efektif dalam membantu menurunkan berat badan terutama bagi wanita yang ingin
menurunkan berat badannya olahraga ini sangat cocok tetapi ada dampak
negatifnya yang nanti di jelaskan di dampak negative bersepeda.
d. Menurunkan risiko
kanker dan mengatasi arthritis
Risiko penyakit seperti
kanker bisa dikurangi secara signifikan dengan melakukan aktivitas fisik rutin
seperti bersepeda atau berjalan kaki. Berbagai studi yang melibatkan orang-orang
paruh baya menunjukkan bahwa mereka yang melakukan aktivitas fisik secara rutin
diketahui memiliki risiko kanker yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka
yang jarang beraktivitas fisik. Bersepeda telah dicatat oleh para ahli sebagai
salah satu olahraga terbaik yang dapat mencegah dan meredakan artritis, suatu
bentuk peradangan pada persendian yang biasanya disertai dengan rasa sakit,
kekakuan, kebengkakan, dan keterbatasan gerak. Bersepeda baik di luar maupun di
dalam ruangan sama-sama bermanfaat dalam mengatasi artritis.
2. Dampak Negatif
Bersepeda
Bersepeda menjadi olahraga favorit bagi sebagian orang. Bahkan
kini beberapa karyawan terlihat menjadikan sepeda sebagai alat transportasi
menuju kantor. Tapi sebaiknya jangan asal menggunakan sepeda sebagai alat
transportasi Anda, khususnya bagi para wanita.
Menurut penelitian para ahli di Yale University, wanita yang
bersepeda dengan posisi handlebar (setang) rendah memiliki
risiko tinggi untuk masalah kesehatan seksual. Naik sepeda dengan posisi setang
rendah, seperti pada sepeda gunung, akan menciptakan tekanan besar pada daerah
organ kelamin. Kondisi ini menyebabkan mati rasa yang mengarah pada disfungsi
seksual.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 48 responden wanita dengan
frekuensi tinggi mengayuh sepeda, setidaknya 16 mil (sekitar 25,5 km) seminggu.
Mengamati gaya bersepeda tersebut pada puluhan wanita, para peneliti mencatat,
mayoritas wanita menyandarkan berat badan mereka ke depan dengan penyangga di
tangan. Posisi punggung mereka cenderung membentuk sudut 30 – 45 derajat ke
arah depan untuk mendapatkan posisi yang lebih aerodinamis. Semakin rendah
posisi setang, semakin besar risiko gangguan seksual.
Analisis lebih lanjut menunjukkan, sebagian besar wanita mengalami
masalah mati rasa di daerah sekitar pinggul. Gerakan mengayuh saat bersepeda dapat
mengakibatkan gesekan pada kemaluan yang dapat mengakibatkan penurunan
sensitivitas. Dengan begitu, Anda perlu mengurangi efek negatif tersebut dengan
menggunakan sadel yang lembut.
Kaum wanita juga sebaiknya menghindari olahraga bersepeda ekstrim
seperti downhill atau free-riding, karena hentakan
dan guncangan yang terjadi selama melakukan hal ekstrim tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap kemaluan serta rahim. Anda juga dapat menggunakan korset
untuk mencegah guncangan saat bersepeda. Karena meskipun Anda bersepeda di
jalanan yang rata, mungkin saja di suatu tempat tertentu terdapat jalan yang
jelek atau Anda harus memotong jalan melewati jalanan yang tidak rata untuk
menghindari macet serta polusi.
Efek negatif bersepeda pun tidak hanya mengancam kaum wanita,
namun kaum pria pun bisa mengalaminya. Penelitian lainnya yang dipresentasikan
pada konferensi Reproduction and Embryology European Society menunjukkan
efek yang merugikan dari bersepeda pada seksualitas laki-laki. Pria yang
terlalu sering mengendarai sepeda, setidaknya sekitar 290 kilometer per minggu,
cenderung memiliki kualitas dan kuantitas sperma yang lebih buruk dari
sekelompok pria sehat yang jarang bersepeda. Untuk menghindari hal tersebut,
usahakan tidak bersepeda selama lebih dari 5 jam dalam satu minggu.
Penurunan kualitas dan kuantitas sperma yang diyakini terkait
dengan kompresi yang disebabkan oleh gesekan antara testis dan sadel sepeda.
Bisa juga karena lokalisasi panas yang dihasilkan oleh gesekan saat mengayuh
dan celana yang cenderung ketat.
Selain itu, kaum pria juga berpotensi mengalami kesemutan pada
kemaluan akibat adanya iritasi pada kulit kemaluan yang disebabkan oleh terlalu
lamanya penggunaan sadel. Selain itu, saat mengayuh juga akan menimbulkan
gerakan-gerakan yang mengakibatkan suhu panas di sekitar kemaluan yang akan
membuat kulit kemaluan mudah lecet.
Meskipun memiliki banyak manfaat, bersepeda juga bisa membahayakan
kesehatan jika dilakukan terlalu sering. Bersepeda, salah satu olahraga yang
cocok untuk orang gemuk. Merekapun tidak harus melakukan olahraga ini terlalu
berlebihan.
Thx untuk infonya..mampir yuk ke http://elementmtb.com/daya-tahan-ban/
BalasHapusTerima kasih info nyan, sangat baik dn bermanfaat,, saya yg tidak tahu, sekarang sudah cukup tahu. Sebab saya kalau bersepeda lumayan jauh, Jadi sekarang akan saya kurangi. 😇🚴♂️
BalasHapusMakasih infonya..mmbantu sekali..
BalasHapus