AWAL BERDIRINYA BANI ABBASIYAH
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan
kekuasaan Dinasti Bani Umayyah.Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri
dan penguasa Dinasti iniadalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad SAW.Dinasti
Abbasiyah didirikan olehAbdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah
ibn al-Abbass. Dia dilahirkan diHumaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi
Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah
berlangsung dari tahun 750-1258 M(Syalaby,1997:44).Pada abad ketujuh terjadi
pemberontakan diseluruh negeri. Pemberontakan yangpaling dahsyat dan merupakan
puncak dari segala pemberontakan yakni perang antarapasukan Abbul Abbas melawan
pasukan Marwan binMuhammad (Dinasti Bani Umayyah). Yang akhirnya dimenangkan
oleh pasukan Abbul Abbas.Dengan jatuhnya negeri Syiria,berakhirlah riwayat
Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaanAbbasiyah.
Dari sini dapat diketahui bahwa bangkitnya
Daulah Abbasiyah bukan saja pergantian Dinasti.Akan tetapi lebih dari itu
adalah penggantian struktur sosial dan ideologi.Sehinggadapat dikatakan
kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah merupakan suatu revolusi.Menurut Crane
Brinton dalam Mudzhar (1998:84), ada 4 ciri yang menjadi identitasrevolusi
yaitu :
1.
Bahwa pada masa sebelum revolusi
ideologi yang berkuasa mendapat kritik keras darimasyarakat disebabkan
kekecewaan penderitaan masyarakat yang di sebabkanketimpangan-ketimpangan dari
ideologi yang berkuasa itu.
2.
Mekanisme pemerintahannya tidak
efesien karena kelalaiannya menyesuaikanlembaga-lembaga sosial yang ada dengan
perkembangan keadaan dan tuntutanzaman.
3.
Terjadinya penyeberangan kaum
intelektual dari mendukung ideologi yang berkuasapada wawasan baru yang
ditawarkan oleh para kritikus.
4.
Revolusi itu pada umumnya bukan
hanya di pelopori dan digerakkan oleh orang-oranglemah dan kaum bawahan,
melainkan dilakukan oleh para penguasa oleh karena hal-haltertentu yang merasa
tidak puas dengan sistem yang ada.
Sebelum daulah Bani Abbasiyah berdiri,
terdapat 3 tempat yang menjadi pusatkegiatan kelompok Bani Abbas, antara satu
dengan yang lain mempunyai kedudukantersendiri dalam memainkan peranannya untuk
menegakkan kekuasaan keluarga besarpaman nabi SAW yaitu Abbas Abdul Mutholib
(dari namanya Dinasti itu disandarkan). Tigatempat itu adalah Humaimah, Kufah
dan Khurasan.Humaimah merupakan kota kecil tempat keluarga Bani Hasyim
bermukim, baik darikalangan pendukung Ali maupun pendukung keluarga Abbas.
Humaimah terletakberdekatan dengan Damsyik.
Kufah merupakan kota yang penduduknya menganut aliranSyi‘ah pendukung Ali bin
Abi Tholib. Ia bermusuhan secara terang-terangan dengangolongan Bani Umayyah.
Demikian pula dengan Khurasan, kota yang penduduknyamendukung Bani Hasyim. Ia
mempunyai warga yang bertemperamen pemberani, kuatfisiknya, tegap tinggi, teguh
pendirian tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudahbingung dengan
kepercayaan yang menyimpang. Disinilah diharapkan dakwah kaumAbbassiyah
mendapatkan dukungan.Di bawah pimpinan Muhammad bin Ali al-Abbasy, gerakan Bani
Abbas dilakukan dalam dua fase yaitu :
1)
fase sangat rahasia
2)
fase terang-terangan dan
pertempuran
(Hasjmy, 1993:211).
Selama Imam Muhammad masih hidup gerakan
dilakukan sangat rahasia.Propaganda dikirim keseluruh pelosok negara, dan
mendapat pengikut yang banyak,terutama dari golongan yang merasa tertindas,
bahkan juga dari golongan yang padamulanya mendukung Bani Umayyah.Setelah
Muhammad meninggal dan diganti oleh anaknya Ibrahim, maka seorangpemuda Persia
yang gagah berani dan cerdas bernama Abu Muslim al-Khusarany, bergabung dalam
gerakan rahasia ini. Semenjak itu dimulailah gerakan dengan
caraterang-terangan, kemudian cara pertempuran. Akhirnya bulan Zulhijjah 132 H
Marwan,Khalifah Bani Umayyah terakhir terbunuh di Fusthath, Mesir.Kemudian
Daulah baniAbbasiyah resmi berdiri.
Sistem Pemerintahan, Politik dan Bentuk
Negara
Pada zaman Abbasiyah konsep kekhalifahan
berkembang sebagai sistem politik.Menurut pandangan para pemimpin Bani
Abbasiyah, kedaulatan yang ada padapemerintahan (Khalifah) adalah berasal dari
Allah, bukan dari rakyat sebagaimanadiaplikasikan oleh Abu Bakar dan Umar pada
zaman khalifahurrasyidin.Hal ini dapatdilihat dengan perkataan Khalifah
Al-Mansur “Saya adalah sultan Tuhan diatas buminya “.
Pada zaman Dinasti Bani Abbasiyah, pola
pemerintahan yang diterapkan berbeda-bedasesuai dengan perubahan politik,
sosial, ekonomi dan budaya. Sistem politik yangdijalankan oleh Daulah Bani
Abbasiyah I antara lain :
1)
Para Khalifah tetap dari
keturunan Arab, sedang para menteri, panglima, Gubernurdan para pegawai lainnya
dipilih dari keturunan Persia dan mawali.
2)
Kota Baghdad digunakan sebagai
ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik,ekonomi sosial dan
kebudayaan.
3)
Ilmu pengetahuan dipandang
sebagai suatu yang sangat penting dan mulia.
4)
Kebebasan berfikir sebagai HAM
diakui sepenuhnya.
5)
Para menteri turunan Persia
diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnyadalam pemerintah (Hasjmy,
1993:213-214).
Selanjutnya periode II , III , IV, kekuasaan
Politik Abbasiyah sudah mengalamipenurunan, terutama kekuasaan politik sentral.
Hal ini dikarenakan negara-negara bagian(kerajaan-kerajaan kecil) sudah tidak
menghiraukan pemerintah pusat, kecuali pengakuan politik saja.Panglima di daerah
sudah berkuasa di daerahnya dan mereka telahmendirikan atau membentuk
pemerintahan sendiri misalnya saja munculnya Daulah-Daulah kecil.Contoh :
1)
Daulah Bani Umayyah di Andalusia
atau Spanyol.
2)
Daulah Fatimiyah.
Pada masa awal berdirinya Daulah Abbasiyah
ada 2 tindakan yang dilakukan olehpara Khalifah Daulah Bani Abbasiyah untuk
mengamankan dan mempertahankan darikemungkinan adanya gangguan atau timbulnya
pemberontakan yaitu :
1)
Tindakankeras terhadap Bani
Umayah.
2)
Pengutamaan orang-orang turunan
persi.
Dalam menjalankan pemerintahan, Khalifah
Bani Abbasiyah pada waktu itu dibantuoleh seorang wazir (perdana mentri) atau
yang jabatanya disebut dengan wizaraat.Sedangkan wizaraat itu dibagi lagi
menjadi 2 yaitu:
1)
Wizaraat Tanfiz (system
pemerintahan presidentil) yaitu wazir hanya sebagai pembantu Khalifah dan bekerja
atasnama Khalifah.
2)
Wizaaratut Tafwidl (parlemen
kabimet). Wazirnya berkuasa penuh untuk memimpin pemerintahan. Sedangkan
Khalifah sebagai lambang saja.
Pada kasus lainnyafungsi Khalifah sebagai
pengukuh Dinasti-Dinasti lokal sebagai gubernurnya Khalifah(Lapidus,1999:180).
Selain itu, untuk membantu Khalifah dalam
menjalankan tata usaha negara diadakansebuah dewan yang bernama diwanul
kitaabah (sekretariat negara) yang dipimpin olehseorang raisul kuttab
(sekretaris negara).Dan dalam menjalankan pemerintahan negara,wazir dibantu
beberapa raisul diwan (menteri departemen-departemen).Tata usaha Negara bersifat
sentralistik yang dinamakan an-nidhamul idary al-markazy.Selain itu, dalam
zaman daulah Abbassiyah juga didirikan angkatan perang, amirulumara, baitul
maal, organisasi kehakiman, dan lain-lain.Selama Dinasti ini berkuasa,
polapemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik,
sosial,ekonomi dan budaya.
Komentar
Posting Komentar