Langsung ke konten utama

Maraknya perselingkuhan setelah menikah



Selingkuh merujuk pada tindakan seseorang yang terlibat secara emosional atau fisik dengan orang lain di luar hubungan atau pernikahan yang sah. Ini melibatkan pelanggaran kepercayaan dan komitmen yang ada dalam hubungan yang seharusnya eksklusif antara dua pasangan.

Faktor-faktor perselingkuhan

Faktor-faktor penyebab perselingkuhan dalam hubungan dapat bervariasi dan kompleks. Berikut adalah beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan perselingkuhan, beserta referensi yang relevan untuk informasi lebih lanjut:

  1. Ketidakpuasan dalam hubungan:
    Perselingkuhan sering kali terkait dengan ketidakpuasan dalam hubungan yang ada. Ketidakpuasan ini dapat berkaitan dengan aspek-aspek seperti keintiman, komunikasi yang buruk, ketidaksesuaian seksual, atau kurangnya perhatian dari pasangan.

    Referensi:

    • Fincham, F. D., & May, R. W. (2017). Infidelity in romantic relationships. Current Opinion in Psychology, 13, 70-74.

  2. Kesempatan: Ketersediaan kesempatan untuk berselingkuh juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perselingkuhan. Misalnya, situasi di mana pasangan berada jauh secara fisik atau terlibat dalam lingkungan sosial yang memungkinkan interaksi dengan orang lain dapat meningkatkan risiko perselingkuhan. Referensi:Mark, R. (2018). The State of Affairs: Rethinking Infidelity. Harper Paperbacks.
  3. Kurangnya komitmen terhadap pasangan atau pernikahan dapat mempengaruhi kecenderungan untuk berselingkuh. Jika seseorang tidak merasa benar-benar terikat atau berinvestasi secara emosional dalam hubungan, mereka mungkin lebih rentan terhadap godaan perselingkuhan.

    Referensi:

    • Allen, E. S., & Atkins, D. C. (2020). Infidelity in Couples: Demographic, Interpersonal, and Personality-Related Predictors of Extradyadic Sex. Archives of Sexual Behavior, 49(6), 1943-1957.
  4. Ketidak setiaan seksual. Beberapa orang mungkin merasa kurang puas secara seksual dalam hubungan mereka, yang dapat memicu keinginan untuk mencari kepuasan seksual di luar pasangan. Ketidaksesuaian atau kurangnya keintiman seksual dalam hubungan bisa menjadi faktor pemicu perselingkuhan.

    Referensi:

    • Whisman, M. A., & Dixon, A. E. (2017). Infidelity in Romantic Relationships. Current Opinion in Psychology, 13, 70-74.
Dampak selingkuh terhadap pasangan suami istri

Perselingkuhan dalam hubungan suami istri dapat memiliki dampak yang serius dan meluas. Berikut adalah beberapa dampak umum yang dapat terjadi, beserta referensi yang relevan untuk informasi lebih lanjut:

  1. Kehancuran kepercayaan: Perselingkuhan merusak kepercayaan yang mendasari hubungan pasangan. Pasangan yang dikhianati sering kali mengalami kehilangan kepercayaan secara mendalam, yang sulit untuk dipulihkan. Ini dapat menghasilkan rasa curiga, perasaan terisolasi, dan trauma emosional yang mendalam.

    Referensi:

    • Glass, S. P., & Staeheli, J. (2003). Not "Just Friends": Rebuilding Trust and Recovering Your Sanity After Infidelity. Free Press.
  2. Keretakan komunikasi:

Perselingkuhan sering kali menyebabkan keretakan dalam komunikasi pasangan. Kedua belah pihak mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara secara terbuka dan jujur tentang perasaan mereka. Ini dapat menghambat kemampuan pasangan untuk memperbaiki hubungan dan memperdalam pemahaman satu sama lain.

Referensi:

  • Mark, R. (2018). The State of Affairs: Rethinking Infidelity. Harper Paperbacks.

3. Dampak emosional dan psikologis:
Perselingkuhan dapat menyebabkan dampak emosional dan psikologis yang signifikan bagi pasangan yang terlibat. Pasangan yang dikhianati mungkin mengalami rasa sakit, kehilangan harga diri, depresi, kecemasan, atau trauma. Pasangan yang melakukan perselingkuhan juga dapat merasa bersalah, cemas, atau mengalami stres yang tinggi.

Referensi:

Fincham, F. D., & May, R. W. (2017). Infidelity in romantic relationships. Current Opinion in Psychology, 13, 70-74.

4. Gangguan hubungan seksual:
Perselingkuhan dapat menyebabkan gangguan dalam keintiman seksual antara pasangan. Kepercayaan yang hilang dan konflik yang timbul akibat perselingkuhan dapat mempengaruhi keinginan seksual, ketidakpuasan, atau bahkan menyebabkan disfungsi seksual dalam hubungan.

Referensi:

Whisman, M. A., & Dixon, A. E. (2017). Infidelity in Romantic Relationships. Current Opinion in Psychology, 13, 70-74.

5. Potensi perpisahan atau perceraian:
Perselingkuhan sering kali menjadi faktor utama yang menyebabkan perpisahan atau perceraian dalam hubungan suami istri. Kerusakan yang diakibatkan oleh perselingkuhan bisa sangat mendalam, dan pasangan mungkin merasa sulit atau tidak mampu memperbaiki hubungan mereka setelah pengkhianatan tersebut.

Referensi:

Allen, E. S., & Atkins, D. C. (2020). Infidelity in Couples: Demographic, Interpersonal, and Personality-Related Predictors of Extradyadic Sex. Archives of Sexual Behavior, 49(6), 1943-1957.

Harap dicatat bahwa dampak perselingkuhan dapat bervariasi tergantung pada pasangan yang terlibat dan konteks individu mereka. Dampak yang disebutkan di atas adalah umum, tetapi setiap hubungan memiliki dinamika yang unik, dan respons terhadap perselingkuhan dapat berbeda.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua pasangan yang mengalami perselingkuhan akan mengalami semua dampak ini. Beberapa pasangan dapat bekerja sama untuk memperbaiki hubungan mereka melalui terapi, komunikasi yang efektif, dan membangun kembali kepercayaan, sementara yang lain mungkin memilih untuk mengakhiri hubungan.

Referensi yang telah disebutkan sebelumnya memberikan wawasan lebih lanjut tentang dampak perselingkuhan terhadap pasangan suami istri. Namun, penting juga untuk mencari sumber yang beragam dan mencari bimbingan profesional seperti terapis pernikahan atau konselor untuk membantu dalam memahami dan mengelola dampak yang dihasilkan oleh perselingkuhan.

Terlepas dari dampaknya, penting untuk mengakui bahwa setiap pasangan dan individu memiliki proses pemulihan yang berbeda setelah perselingkuhan. Dukungan emosional, komunikasi yang terbuka, dan komitmen yang kuat dari kedua belah pihak diperlukan untuk memulihkan hubungan yang terpengaruh oleh perselingkuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurikulum dan Nilai Rujukan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu bangsa. Di massa reformasi yang juga diikuti oleh pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang nomor 2 tahun 1999 serta Undang-undang nomor 25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah memiliki dampak logis pada kewenangan daerah yang semakin otonom, termasuk di dalamnya menyangkut Pendidikan. Pendidikan adalah salah satu investasi yang akan menghasilkan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Yang memiliki mutu dan kualitas serta manfaat (benefit) individu, social atau institusional akan diperoleh secara bervariasi. Akan tetapi, manfaat individual tidak akan diperoleh secara cepat (quick yielding), tetapi perlu waktu yang cukup lama, bahkan bisa satu generasi bidang pendidikan. Maksudnya dalam hal ini adalah sistem yang berkesinambungan dan berkelanjutan (continue). Pendidikan juga tidak bisa dilepaskan

Pengertian Kurikulum dan Komponen-komponen Kurikulum

Kurikulum             Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Sedangkan menurut Hilda Taba (1962), Kurikulum sebagai a plan for learning , yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah. Aspek yang tidak terungkap secara jelas tetapi tersirat dalam definisi kurikulum sebagai dokumen adalah bahwa rencana yang dimaksudkan dikembangkan berdasarkan suatu pemikiran tertentu tentang kualitas pendidikan yang diharapkan. Perbedaan pemikiran atau ide akan menyeb

Perkembangan Anak Dulu dan Kini

Development (perkembangan) adalah pola perubahan yang dimulai sejak perubahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Dimana perkembangan melibatkan pertumbuhan dan juga melibatkan penuaan. Perkembangan anak sangatlah menarik perhatian masyarakat tetapi menurut sejarah, minat akan ilmu perkembangan anak masih kurang.  Pandangan Sejarah Terhadap Masa Kanak-kanak             Masa kanak-kanak telah menjadi masa yang begitu unik sehingga sulit untuk kita bayangkan bahwa masa tersebut tidak selalu dianggap berbeda dengan masa dewasa. Meskipun demikian, pada abad pertengahan di Eropa hukum kriminalitas anak-anak dengan orang dewasa tidak dibedakan. Menurut Philippe Aries (1962) menyimpulkan bahwa masyarakat Eropa sebelum tahun 1600 tidak memberikan status khusus terhadap anak-anak.             Sepanjang sejarah, para ahli filosofi telah melakukan spekulasi mendalam tentang karakteristik anak-anak dan bagaimana seharusnya mereka di besarkan. Di sejarah Eropa muncul tiga pandanga